TENTANG HW
(5W + 1 H)
(5W + 1 H)
Apa Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Itu?
Hizbul Wathan (HW) yang artinya pembela tanah air, adalah nama gerakan kepanduan dalam Muhammadiyah.
Kepanduan
adalah sistem pendidikan luar keluarga dan sekolah yang membentuk dan
membina watak anak, remaja & pemuda dengan metode menarik,
menyenangkan dan menantang serta dilaksanakan di alam terbuka.
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan adalah organisasi otonom di lingkungan Muhammadiyah yg khusus dalam bidang kepanduan
Pandu HW adalah anggota Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.
Siapakah yang Mendirikan Pandu HW?
HW
didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan dengan nama semula “Padvinder
Muhammadiyah” dan selang dua tahun diganti dengan nama “Hizbul Wathan”
Mengapa Kepanduan HW didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan?
KH.
Ahmad Dahlan tertarik pada sistem pendidikan kepanduan karena
menggunakan metode menarik, menyenangkan dan menantang dalam membentuk
watak generasi muda.
Beliau yakin, sistem kepanduan ini dapat digunakan sebagai sarana pembentukan kader Muihammadiyah dan Bangsa Indonesia.
Dengan
metode kepanduan, anak, remaja dan pemuda dilatih untuk mampu menjadi
warga masyarakat yg berguna, mandiri dan berakhlak mulia.
Mengapa HW Dibangkitkan Kembali?
Warga
Muhammadiyah melihat bahwa dalam prakteknya, kebanyakan kegiatan
Pramuka tidak seperti yang diharapkan sebagai satu kepanduan yang
islami.
Asas sukarela dalam kepanduan telah berubah menjadi instruktif di Pramuka khususnya yg berbasis sekolah.
Beberapa prinsip kepanduan telah meluntur, terutama dg intervensi birokrasi.
Apa Beda HW Dahulu (Sebelum Pramuka) dan HW Baru (Setelah Kebangkitan)
Organisasi HW dahulu, merupakan majelis, sedangkan HW baru berstatus ortom di lingkungan Muhammadiyah.
Sistem
pendidikannya tetap sama, tetapi metode dan teknik pelatihannya
disesuaikan dg tuntutan perkembangan peserta didik masa kini.
Demikian juga seragam dan atribut yg dikenakan, diusahakan sesuai selera anak muda dan norma agama.
Apa Perbedaan Antara Kepanduan HW Baru Dengan Pramuka?
Pada dasarnya HW dan Pramuka sebagai gerakan kepanduan adalah sama yg tujuannya sama-sama mendidik anak bangsa.
Kepanduan HW lebih menekankan kepada kepanduan islami, dengan menerapkan akidah islam dalam setiap aspek kegiatan kepanduan.
Kapan HW Didirikan? Bagaimana Perjalanan Selanjutnya?
HW
didirikan oleh KHA Dahlan tahun 1918 dengan nama Padvinder Muhammadiyah
di Yogyakarta yg kemudian diganti dengan nama Hizbul Wathan (HW) pada
tahun 1920, sehingga HW berkembang di seluruh nusantara .
Latihan
rutin HW meliputi baris-berbaris, bermain tambur dan olahraga, kemudian
ditambah dengan PPPK dan kerohanian. Banyak pemuda yang tertarik
sehingga pengikut latihan semakin banyak. Hal itu sampai pada tahun
1942.
Selama pendudukan Jepang dan perang kemerdekaan (1942 sd 1950), kepanduan HW terpaksa tidak aktif.
Th.
1950 Kepanduan HW diaktifkan kembali hingga tahun 1961. Th. 1961,
dengan adanya Kepres No. 238 Th 1961, semua pandu-pandu di Indonesia
melebur menjadi “PRAMUKA” termasuk juga HW.
Era
reformasi telah mengubah pandangan dari sentralisasi menjadi
desentralisasi, Oleh karena itu PP Muhammadiyah membangkitkan kembali
HW pada 18 November 1999.
Tahun
1999 dimulailah tahap sosialisasi HW kembali ke suluruh
pimpinan-pimpinan Muhammadiyah baik di Tingkat Wilayah, Daerah, Cabang
maupun Ranting.
Tahun
2005 bulan Desember diadakan Muktamar HW Pertama di Yogyakarta. Dengan
semangat baru HW berhasil mensosialisasikan HW di seluruh Tanah Air Indonesia.
Sebagai contoh Jawa Tengah dari 36 Kabupaten, 34 Kabupatennya sudah mempunyai Kwartir Daerah.
Dimana Organisasi HW?
Struktur organisasi Gerakan Kepanduan HW disejajarkan dg Persyarikatan Muhammadiyah:
Tingkat Pusat disebut Kwartir Pusat.
Tingkat Wilayah disebut Kwartir Wilayah.
Tingkat Daerah disenbut Kwartir Daerah.
Tingkat Cabang disebut Kwartir Cabang.
Tingkat Ranting disebut Qabilah
Tingkat Wilayah disebut Kwartir Wilayah.
Tingkat Daerah disenbut Kwartir Daerah.
Tingkat Cabang disebut Kwartir Cabang.
Tingkat Ranting disebut Qabilah
Qabilah
merupakan pimpinan terdepan, yang langsung mengkoordinir satuan-satuan
anak didik. Ranting dalam setiap cabang baik itu Athfat. Pengenal,
Penghela dan Penuntun menjadi satu Qobilah, sehingga tingkatan-tingkatan
tersebut mempunyai nama Qobilah yang sama (nama Qobilah tokoh-tokoh
Pahlawan Islam)
Organisasi Di Tingkat Peserta Didik?
Athfal (6 – 10 th) = tingkat SD
Pengenal (11 – 16 th) = tingkat SMP
Penghela (17-20 th) = tingkat SMA/SMK
Pengenal (11 – 16 th) = tingkat SMP
Penghela (17-20 th) = tingkat SMA/SMK
Sumber : http://www.gkhwklaten.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar